1.
Jelaskan perbedaan bimbingan dan
konseling!
2.
Mengapa di sd tidak perlu ada petugas
bimbingan? Bagaimana perbedaanbimbingan di sd?
3.
Berilah contoh masalah-masalah yang
sering dialami anak sd dan bagaimana upaya guru untuk menyelesaikanya!
4.
Ada dua teknik pengumpulan data, test
dan nontest, jelaskan dan beri contoh.
5.
Berikan contoh salah satu layanan bk
yang diberikan di sd dan jelaskan!
Jawab
1.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya
(self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance),
kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diridengan lingkungan, baik keluarga,
sekolah dan masyarakat. Sedangkan.
Konseling merupakan suatu hubungan
professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini
biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang
melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat
pilihan yang bermakna bagi dirinya.
2.
Bimbingan merupakan bantuan kepada
individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya.
Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa
lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan
menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah
yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan
tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang
pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara
menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan
Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan kepada semua siswa tanpa
terkecuali.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada
sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a.
Informator, guru diharapkan sebagai
pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber
informasi kegiatan akademik maupun umum.
b.
Organisator, guru sebagai pengelola
kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c.
Motivator, guru harus mampu merangsang
dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi
siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga
akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d.
Director, guru harus dapat membimbing
dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan.
e.
Inisiator, guru sebagai pencetus ide
dalam proses belajar-mengajar.
f.
Transmitter, guru bertindak selaku
penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g.
Fasilitator, guru akan memberikan
fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
h.
Mediator, guru sebagai penengah dalam
kegiatan belajar siswa.
i.
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk
menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau
tidak.
Guru
Sekolah Dasar harus melaksanakan sembilan layanan bimbingan tersebut agar
setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin
sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa
dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan
permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Perbedaan
bimbingan di sekolah dasar dengan di jenjang smp atau sma adalah pada tahap
usia perkembangan dan banyaknya masalah yang dialami oleh siswa/kompleksitas
masalah. Selain itu juga pada arah
pengembangan individu secara maksimal, dalam pertumbuhan anak sd dan smp serta
sma pasti engalami kemajuan intelektual yang berbeda, jadi peranan bimbingannya
pun berbeda.
3.
Masalah yang dialami anak sd dan langkah
guru untuk mengatasi diantaranya:
1.
anak suka membadut diri didalam kelas
hal ini menunjukkan anaks sangat membutuhkan perhatian baik dari teman-teman
atau gurunya.
2.
anak suka menyakiti temannya hal ini
dapat diakibatkan karena anak kurang mendapatkan perhatian, merasa super
dikelasnya, atau hidup dalam lingkungan yang keras.
3.
anak suka diam dan melamun, masalah ini
dapat diakibatkan oleh rasa takut, masalah keluarga dirumah atau pun masalah
pergaulan dengan teman-temannya.
4.
anak suka mencuri barang-barang milik
temannya dan milik sekolah, hal ini lebih banyak diakibatkan oleh hubungan
pergaulan anak dan bukan akibat problem ekonominya.
5.
anak suka berkelahi, hubingan anak-anak
dengan teman-temannya diluar juga mengakibatkan anak suka berkelahi. Hal ini
disebabkan oleh karena anak-anak suka berkelompok-kelompok, untuk
mempertahankan gengsi kelompok anak sering berkelahi dengan kelompok lain atau
dengan temna lainnya.
6.
problem seks pada anak-anak, misalnya
anak suka mengintip temannya dan mempermainkan alat kelamin temannya, anak suka
bergaul dengan orang yang lebih dewasa atau anak suka melihat film dan gambar
porno.
7.
anak suka mengantuk, akibat banyaknya
pekerjaan yang ditimpakan kepadanya.
8.
banyak tugas yang tidak dikerjakan, hal
ini mungkin karena anak terlalu payah
9.
anak suka membolos, anak terlalu banyak
memikirkan pekerjaan dirumah untuk membantu orangtuanya.
10.
Anak Suka Iri, Banyak faktor yang
mnyebabkan anak mengalami kesukarannya dalam belajar, baik secara fisik,
psikis, maupun sosial. Begitu pula ciri atau gejalanya sangat banyak salah
satunya, anak kesulitan menangkap pelajaran atau menulis. Dalam kasusu ini,
dapat dikatakan anak tersebut mengalami kesukaran belajar. Anak semacam ini
butuh perhatian dan perlakuan khusus. Tentu bukan bermaksud memanjakannya,
karena justru akan membuatnya tergantung. Ini untuk membantu anak mengatasi masalah kesukuran dalam
belajarnya.
11.
rasa benci yang membara, Ada anak
berbohong karena rasa benci dalam dirinya. Rasa bencinya ini membuatnya tidak
ragu memfitnah teman yang tak disukai. Kasus berbohong karena rasa benci ini
tergolong paling parah, dan orang tua disarankan agar segera menghubungi ahli.
12.
Anak Suka Berkata Kotor, Seruan anak
yang sering kali membuat orang dewasa yang ada disekelilingnya kesal dan malu
biasanya berupa kata-kata kasar dan omongan kotor. Entah saat ia menyerukan
kata-kata berkonotasi seksual, atau kata-kata cemoohan, siapapun tidak suka.
Reaksi orang dewasa disekitarnya, memang bermacam-macam. Ada yang langsung
bereaksi keras, ada pula yang malah tidak mengacuhkannya. Akibatnya, reaksi
anak berbeda-beda. Ada yang terus melakukannya, ada pula yang lambat laun
berhenti, karena sadar oranglain membenci kata-kata yang diucapkannya itu.
13.
Anak Susah Belajar Pada usia anak-anak (
6 tahun ) biasanya susah sekali disuruh belajar. Guru harus mengetahui
karakteristik anak usia anak-anak. Pada usianya masih tergolong dalam usia pra
sekolah atau usia bermain. Melalui bermain anak bisa memperoleh kesenangan dan
mempelajari bermcam-macam hal, sehinga sangat dianjurkan untuk mengisi kegiatan
bermain mereka secara terarah. Yaitu yang melibatkan aktivitas fisik seperti
berlari, melompot, memanjat, meniti dan kegiatan bermain yang lebih banyak
melibatkan aktivitas mental, dimana anak perlu menggunakan akal / pikiran,
kreativitas dan imajinasinya. Rentang perhatian anak biasanya masih pendek, dia
tidak tahan duduk lebih dari 30 menit.
14.
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa,
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa sering menjadi indikasi awal bagi
kesulitan belajar yang dialami seorang anak. Orang yang mengalami kesulitan
jenis ini menemui kesulitan dalam menghasilkan bunyi –bunyi bahasa yang tepat,
berkomunikasi dengan orang lain melalui penggunaan bahasa yang benar, atau
memahami apa yang orang lain katakan.
4.
Teknik engumpulan data tes dan non tes
serta contohnya:
1.
Teknik Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian
psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku
dan kehidupan psikologis seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement)
yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diukur.
Alat tes yang digunakan untuk
pengumpulan data (himpunan data) harus yang distandardisasikan (stantardizet
test) dalam arti cara penyelenggaraan tes, cara pemeriksaannya, dan penentuan
norma penafsirannya seragam. Selain itu juga harus memiliki validitas dalam
arti ada kesesuain antar apa yang diukur (diteliti) dalam tes dengan aspek yang
direncanakan untuk diukur melalui tes tersebut. Alat tes yang digunakan dalam
himpunan data juga harus memiliki reliabilitas dalam arti ada keajegan dalam hasil yang diperoleh
apabila seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu yang berlainan.
Tes sebagai alat pengumpulan data
digunakan dengan tujuan untuk:
a) memperkirakan (prediktif) tentang
taraf prestasi atau corak perilaku di kemudian hari. b) mengadakan seleksi
untuk menerima atau menempatkan individu pada posisi tertentu. c) mengadakan
klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok mana seseorang sebaiknya dimasukan
untuk mengikuti suatu program pendidikan tertentu, bekerja dalam jabatan
tertentu, atau dikenai program rehabilitasi tertentu,. d) mengadakan evaluasi
tentang program-program studi, proses pembelajaran, dan lain sebagainya.
Tes yang digunakan dalam himpunan data
ada beberapa macam:
a.
Tes hasil belajar (achievement tes)
Tes ini digunakan untuk mengukur apa
yang telah dipelajarioleh siswa di berbagai mata pelajaran. Tes hasil belajar
ada beberapa macam antara lain tes kompotensi (competency tes) ; yaitu tes yang
mengukur taraf penguasaan dalam keterampilan-keterampilan dasar seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu ada tes diagnostik (diagnostic
tes), yaitu tes untuk mengukur atau mencari sebab-sebab timbulnya kesulitan
pada siswa dalam mata pelajaran tertentu.
b.
Tes kemampuan khusus (Tes of Specific
Ability )
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf
kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mata pelajaran tertentu, program
pendidikan vokasional tertentu, atau
bidang karier tertentu. Tes ini lingkupnya lebih terbatas dari kemampuan
intelektual.
c.
Tes minat (Tes of Vocational)
Tes ini digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan
apa yang paling diminati siswa. Selain itu, juga untuk membantu siswa dalam
memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.
d.
Tes Perkembangan vocasional
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf
perkembangan sesorang(siswa) dalam hal kesadaran akan memangku suatu pekerjaan
atau jabatan tertentu, memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dengan
ciri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan sosial ekonomis, dan dalam
menyusun serta mengimplementasikan rencana masa depannya sendiri.
e.
Tes Kepribadian
Tes ini digunakan dalam himpunan data
untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter,
temperamen, corak kehidupan emosinal, kesehatan mental, relasi sosial dengan
orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam
penyesuaian diri. Termasuk dalam tes ini adalah tes tes proyektif yaitu tes
untuk mengukur sifat-sifat
kepribadian seseorang melalui reaksi-reaksinya
terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata. Tes ini diadministasikan oleh psikolog.
Angket kepribadian untuk mengukur ciri kepribadian seseorang (siswa) melalui
analisis-analisis jawaban tertulis atau sejumlah pertanyaan untuk menentukan
suatu pola sikap, motivasi, dan reaksi emosional yang khas pada seseorang.
2.
Teknik Nontes
Yang termasuk alat-alat nontes dalam
himpunan data adalah:
a.
Angket tertulis
Angket memuat sejumlah item pertanyaan
yang harus dijawab oleh responden (siswa). Pengumpulan data melalui angket,
komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, sehingga
siswa pun menjawab secara tertulis pula. Dengan perkataan lain, data yang akan
dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Angket ada yang
bersifat langsung dan tidak langsung.
b.
Wawancara
Apabila dalam angket komunikasi antara
pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, maka dalam wawancara komunikasi
dilakukan secara lisan. Sebagaimana halnya angket, wawancara juga ada yang
bersifat langsung dan yang bersifat tidak langsung. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan wawancara untuk mengumpulkan data siswa adalah: 1)
pembimbing hendaknya dapat menciptakan situasi yang bebas, terbuka dan
menyenangkan, sehingga siswa dapat secara bebas dan terbuka memberikan jawaban
(keterangan). 2) pertanyaan yang diajukan diajukan hendaknya disusun secara
sistematis sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3) jawaban atau keterangan yang
telah diberikan oleh siswa segera dicatat[6].
c.
Observasi
Teknik dilakukan dengan mengadakan
pengamatan secara seksama baik secara langsung maupun tidak lansung terhadap
berbagai aktifitas siswa di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah termasuk rumah. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif
(terlibat) maupun nonpartisipatif (tidak terlibat).
d.
Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang
ditulis oleh siswa sendiri tentang riwayat hidupnya. Dengan perkataan lain
Otobiografi adalah riwayat hidup atau catatan-catatan harian yang dibuat
sendiri oleh siswa. Teknik ini dilakukan dengan menyuruh siswa membuat catatan
berbagai kejadian (peristiwa) tentang dirinya baik yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenagkan, yang sudah dialami maupun yang sedang terjadi, dan yang
masih merupakan cita-cita. Cara yang sederhana untuk menerapkan teknik ini
adalah menyuruh siswa membuat karangan dengan judul-judul tertentu seperti:
masa kecilku, keadaan keluargaku, pengalaman masa kecilku, bersama orang-orang
yang aku sayangi , hari-hari kelam dalam hidupku, cita-citaku di masa depan,
guruku yang kusayangi, dan topik-topik lain,. Siswa boleh memilih topik di atas
sesuai dengan keadaan yang terjadi atas dirinya.
e.
Anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot merupakan laporan
singkat tentang berbagai kejadian atau perilaku tentang siswa dan membuat
deskrifsi objektif tentang perilaku siswa pada saat tertentu. Atau merupakan
suatu bentuk catatan peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi
tentang siswa baik bersifat individual maupun kelompok. Peristiwa tersebut
merupakan data bagi siswa yang bersangkutan dan sangat diperlukan untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada mereka. peristiwa-peristiwa
itu dapat terjadi secara insedintil tanpa dapat diramalkan terlebih dahulu.
Catatan anekdot ada dua bentuk, yaitu :
1) catatan anekdot insidentil, yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa
yang terjadi secara insidentel baik yang baersifat individu maupun kelompok. 2)
catatan anekdot periodik, yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa
tertentu yang terjadi secara insidentil dalam suatu periode tertentu.
Catatan anekdot yang baik harus memuat
unsur-unsur : nama siswa, tanggal observasi, tempat observasi, situasi dimana
peristiwa atau kejadian diobservasi, , kelas siswa, deskrifsi singkat tentang
tindakan-tindakan yang diamati beserta
reaksi orang lain terhadap perbuatan siswa, apabila diberikan interpretasi,
komentar atau rekomendasi ditulis kolom tersendiri yang terpisaah dari kolom
yang membuat deskrifsi, dan nama pengamat.
f.
Skala penilaian (Rating scale)
Skala penilain dapat digunakan sebagai
pedoman observasi. Skala penilain merupakan sebuah daftar yang menyajikan
sejumlah sifat atau sikap yang dijabarkan dalm bentuk skala. Hampir sama dengan
daftar cek, tetapi dalam skala penilaian aspek yang dicek ditempatkan dalam
bentuk skala. Teknik ini sangat tepat apabila digunakan untuk mengobservasi
situasi tertentu secara kualitatif. Dalam skala penilaian, aspek-aspek yang
diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif yang masing-masing
memiliki skor berlainan.
Skala penilaian dapat dibuat secara
deskriftif dan secara numerik. Skala penilaian deskriftif apabila aspek yang
diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif pilihan kualitatif
seperti sangat sering, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Atau sangat
senang, senang, kurang senang, tidak senang, sangat tidak senang. Skala
penilaian numeris adalah apabila aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan dalam
bentuk alternatif-alternatif kuantitatif
(bilangan).
g.
Sosiometri
Sosiometri merupakan alat (instrumen)
untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku
sosial siswa. Melalui teknik ini pembimbing dapat memperoleh data tentang
susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah hubungan
sosialdeskrifsi suasana hubungan sosial yang diperoleh melalui sosiometri
disebut sosiogram. Selain itu juga, pembimbing juga dapat membuat data
sosiometris untuk setiap siswa. Untuk data sosiometris selanjutnya pembimbing
dapat mengetahui frekuensi pemilihan, yaitu banyaknya siswa yang dipilih,
keakraban pergaulan antar siswa, status pilihan atau penolakan, dan popularitas
dalam pergaulan.
Pelaksanaan sosiometri menempuh
langkah-langkah sebagai berikut: 1) Para siswa diminta untuk memilih satu, dua
atau lebih teman yang paling disenangi dalam kerja sama untuk suatu kegiatan.
Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu oleh pembimbing. Teman yang
dipilih ditulis dalam lembaran isian sosiometri. 2) Setelah siswa menulis dalm
lembarna isian, selanjutnya dikumpulkan untuk ditabulasi dalam atrik
sosiometris. 3) berdasarkan matrik sosiometris, pembimbing melakukan analisis.
h.
Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan untuk mengenal
secara lebih dekat lingkungan keluarga siswa. Secara psikologis dan social,
kunjungan rumah akan menimbulkan keakraban dan saling pengertian antara pihak
sekolah dan madrasah secara umum dan pembimbing secara khusus dengan orangtua siswa.
Kunjungan rumah juga digunakan untuk memperoleh informasi terutama informasi
yang belum diperoleh secara jelas melalui angket dan wawancara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
pembimbing yang akan melakukan kunjungan rumah adalah sebagai berikut: 1)
Mengadakan persiapan menyangkut informasi-informasi apa yang akan diperoleh
melalui kunjungan rumah. 2) hindatkan kesan solah-olah diadakan pemeriksaan
(inspeksi). Pembimbing harus menunjukkan sikap ramah dan rendah hati sehingga
orang tua mau berbicara secara terbuka. 3) pastikn bahwa kedatangan pembimbing
akan doterima secara baik oleh orang tua siswa. Kepastian itu bias
dipertanyakan kepada siswa yang rumahnya dikunjungi. Apabila tidak ada
kepastian tentang penerimaan oleh orang tua, sebaiknya kunjungan rumah
digunakan.4) kumpulkn informasi yang mencakup: a) ltak dan keadaan dalam rumah
seperti: keadaan fisik rumah, seumber penerangan dan sebagainya, b) fasilitas
belajar yang tersedia bagi siswa, c) kebiasaan belajar siswa seperti waktu
belajar, inisiatif belajar, belajar bersama teman atau sendirian, d) suasana
keluarga seprti corak hubungan antara orang tua dengan anak, sikap orang tua
terhadap sekolah adan madrasah, sikap oramg tua teman-teman bergaul anak,
harapan kedua orang tua terhadap anak, keadaan ekonomi dan lain sebagainya. e)
setelah kembali dari melakukan kunjungan rumah, pembimbing menyusun laporan
singkat tentang informasi yang diperoleh.
i.
Kartu pribadi
Kartu pribadi merupakan suatu catatan
yang disusun secara kronologis dan terus bertambah secara luas karena pnambahan
data secara kontinyu. Di dalam kartu pribadi, termuat adata penting tentang
siswa. Dalam konteks bimbingan-konseling, kartu pribadi merupakan suatu catatan
tentang masing-masing siswa yang disusun selama beberapa waktu dan memuat data
yang signifikasn bagi keperluan bimbingan.
j.
Studi kasus
Studi kasus dapat bermakna suatu teknik
mempelajari sorang individu secara mendalam untuk membantunya memecahkan
masalah atau memperoleh penyesuaian diri lebih baik. Data yang diperoleh melalui
studi kasus itulah yang digunakan untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah
yang dialami individu dan juga menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang
dapat diberikan.
Beberapa masalah yang bias dikumpuljan
mealui studi kasus adalah: 1) identitas diri seperti: nama, jenis kelamin,
tanggal lahir, alamat, nomor pokok siswa, dan lain-lain. 2) latar belakang
keluarga seperti: jumlah anggota keluarga, status social keluarga, pekerjaan
orang tua, situasi rumah, bantuan orang tua dan sebagainya. 3) keadaan
kesehatan dan pengembangan jasmani, seperti sakit yang pernah diderita siswa,
ciri-ciri jasmani, dan lain sebagainya. 4) latar belakang pendidikan seperti:
pengalamn pendidika, hasil belajar, minat belajar, kegagalan dalam pendidikan
dan lain sebagainya. 5) kemapuan dasar saperti; kecerdasan, bakat, minat, sikap
dan lain sebagainya. 6) tinghkah laku social seperti; latar belakang pergaulan,
sikapnya terhadap orang lain, peranan dalam kelompok social, dan lain
sebagainya.
5.
Layanan bimbingan dan konseling di SD
meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Layanan
orientasi di SD ditujukan untuk siswa baru guna memberikan pemahaman dan
penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang
diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian siswa
terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan di sekolah lain
yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan ini ialah fungsi
pemahaman dan pencegahan.
Layanan informasi bertujuan untuk
membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal
yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan, dan mengembangkan pola
kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Layanan ini
digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar,
mengembangkan cita-cita, dan mengambil keputusan. Fungsi utama layanan ini
ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Layanan penempatan dan penyaluran
memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan
dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar kegiatan ekstra kurikuler, program
latihan, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan
psikisnya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pencegahan dan
perkembangan/pemeliharaan.
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan
siswa memahami serta mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemeliharaan dan
pengembangan.
Layanan
konseling perseorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara
tatap muka dengan guru kelas dalam pembahasan permasalahannya. Fungsi utama
layanan ini ialah fungsi pengentasan.
Layanan
bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.
Layanan
konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan
pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Fungsi utama
layanan ini ialah fungsi pengentasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar